BANJARBARU – Diketahui, anak perempuan diduga dicekoki minuman keras oleh pasangan lelakinya yang juga anak-anak. Awalnya, anak perempuan juga diduga dipaksa untuk berhubungan badan.
Anak laki-laki yang menyetubuhi anak perempuan di Banjarbaru sama-sama di bawah umur. Anak laki-laki berumur 16 tahun, sementara perempuan 14 tahun.
Lantas apakah ada faktor pembentuk perbuatan tak terpuji itu dan bagaimana melakukan pencegahan dini?
Menanggapi itu, dosen Psikologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Rika Vira Zwagery mengatakan, pembentukan karakter seorang anak pada dasarnya dipengaruhi dua faktor. Baik internal atau eksternal.

Rika menjelaskan, faktor internal yang dimaksud seperti kurangnya kontrol diri dan kurangnya pengetahuan mengenai perilaku yang dilakukan. Faktor pembentuk perilaku tak terpuji itu juga berangkat dari beberapa hal lain.
“Seperti dari rendahnya pemahaman moral ataupun rasa ingin tahu yang tinggi,” kata Rika, kemarin (9/3).
Rika menjelaskan, faktor lingkungan atau eksternal juga memegang peranan penting.
Seperti pola asuh orang tua yang kurang tepat. Pengaruh dari penyalahgunaan internet atau gadget juga adalah sedikit contoh.
“Anak yang berada pada pola pertemanan yang negatif juga jelas berpengaruh,” jelasnya.
Ia katakan, anak usia 16 tahun berada pada fase remaja. Pada fase ini anak sedang masa pencarian identitas diri. Sehingga rentan terpengaruh hal-hal yang negatif jika memiliki kontrol diri yang rendah.
“Jika berada pada lingkungan kurang tepat, penting sekali peran orangtua dalam tahapan perkembangan ini,” ucapnya.
Ia juga menyarankan, bagi orang tua sebaiknya memberikan pendampingan kepada anak untuk menghadapi fase remaja ini. Caranya, menerapkan pola asuh yang sesuai dengan tahapan perkembangan.
“Juga membekali mereka dengan pengetahuan agama,” imbuhnya.
Selain itu, Rika juga memesankan kepada para remaja untuk lebih selektif memilih teman. Agar dapat meningkatkan kontrol diri di lingkungan tersebut. “Juga mengisi dengan kegiatan positif,” pesannya. (dza/yn/bin)