31.1 C
Banjarmasin
Monday, 20 March 2023

Jangan Diremehkan, Banjarbaru Berstatus Endemi Demam Berdarah

BANJARBARU – Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Banjarbaru tak bisa dianggap remeh. Pasalnya, Kota Banjarbaru termasuk yang berstatus endemi DBD.

Status ini sendiri membuat Kota Banjarbaru nyaris langganan terserang penyakit ini. Yang perlu dikhawatirkan adalah meningkatnya status endemi menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).

Sejauh ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru menyebut bahwa status DBD di Banjarbaru belum KLB. Akan tetapi, KLB tetap harus jadi atensi agar tak terjadi ke depannya.

Menurut Epidemiolog Dinkes Banjarbaru, Edi Sampana, sejauh ini angka kasus suspek (terduga) tertular DBD memang banyak. Angkanya katanya bergerak dinamis.

010-Ramadhan-favehotel-Banjarbaru-Event-Ads

“Kalau umumnya ada ratusan yang suspek. Itu tersebar di seluruh wilayah atau Kecamatan di Banjarbaru,” katanya.

Untuk kasus yang terkonfirmasi positif. Pihaknya kata Edi harus menunggu hasil pemeriksaan dari suspek yang terdata. “Ada beberapa positif, tapi detailnya nanti kita informasikan.”

Baca Juga :  Kasus Demam Berdarah Sedang Tinggi, Dinkes Anjurkan Tidur Pakai Kelambu

Memang, karakter DBD di Kota Banjarbaru selalu jadi langganan setiap tahunnya. Sehingga DBD di Kota Banjarbaru telah dinyatakan endemi.

“Yang terpenting adalah kita harus mencegah endemi itu naik statusnya jadi epidemi atau KLB. Karena status ini artinya sangat parah,” ujarnya.

Jika mengacu pada siklus, DBD kata Edi rawan menular ketika memasuki musim hujan. Misalnya, tahun ini katanya suspek itu mulai terdeteksi sejak akhir tahun 2022 tadi.

“Jadi jika sudah masuk musim penghujan itu kasusnya akan naik, karena kan banyak genangan dan jika selama sepuluh hari genangan itu tak dibersihkan maka nyamuknya sudah bisa terbang, nah ini kaitannya dengan musim hujan,” jelasnya.

Baca Juga :  Waspada, Kasus DBD Melonjak, Didominasi Anak dan Remaja

Siklus cuaca pun kata Edi juga cenderung berubah-ubah. Namun ia memprakirakan apabila musim penghujan sudah beralih, maka potensi atau kerawanan DBD juga akan turun.

“Seharusnya di akhir Maret jelang April ini sudah mulai berakhir musim hujannya. Namun kita tak bisa juga terlalu berharap pada cuaca, tetap harus ada tindakan,” ujarnya.

Salah satu yang ampuh dan bisa dilakukan kata Edi adalah dengan memerhatikan kebersihan lingkungannya. Apalagi jika ada genangan air yang lama tak dibersihkan.

“Jadi gerakan 3M itu harus benar-benar diterapkan masyarakat, kita di Dinas tentu juga mengupayakan langkah-langkah pencegahannya, namun bagaimanapun yang dapat memutusnya dari masyarakat juga,” tuntasnya. (rvn/yn/bin)

Waspada, Kasus DBD Melonjak, Didominasi Anak dan Remaja

KANDANGAN - Pandemi covid melandai, kasus demam berdarah dengue (DBD) melonjak. Ini dihadapi masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru