BANJARMASIN – Masih ingat dengan dugaan cemaran limbah menguarkan bau tak sedap, yang berasal dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Banjarmasin? Sang kepala lapas, Herliadi, akhirnya angkat bicara.
Ia membantah, bahwa limbah yang mencemari kawasan permukiman, hingga menguarkan bau tak sedap itu berasal dari lapas yang ditanganinya. Alasannya, karena penanganan limbah seyogianya sudah dilakukan pihaknya.
Diungkapkannya, limbah yang dihasilkan dari lapas dialirkan ke kolam penampungan yang ada di area kawasan lapas. Kemudian, bila ada rembesan di kolam penampungan, menurutnya akan mengalir ke selokan dan menuju ke area tanah milik lapas. Ia bilang, tanah itu berguna sebagai penyaring.

“Tekstur tanah di Banjarmasin adalah tanah gambut atau rawa. Secara alami pasti akan merembes kemana-mana,” ujarnya, kemarin (5/6).
“Tapi, limbah sudah menjadi air yang sudah tersaring dan tidak menimbulkan bau. Dan selama saya berdinas di Banjarmasin, tidak ada komplain dari masyarakat,” tekannya.
Kendati demikian, Herliadi mengaku bahwa pihaknya akan membenahi sistem penampungan limbah di area lapas.
“Kami merencanakan pemeliharaan dan perbaikan septic tank di tahun 2024 mendatang. Karena sudah banyak yang rusak fungsinya,” ungkapnya.
Disinggung dari mana asal limbah yang menguarkan bau tak sedap itu, Herliadi mengatakan itu berasal dari genangan air saja. Bukan dari lapas yang dikelolanya.
Diwartakan sebelumnya, sejumlah warga yang tinggal di sekitar lapas, mengeluhkan aroma menusuk hidung yang tercium di sekitar tempat tinggal mereka. Ambil contoh, warga yang tinggal di Gang Purnawirawan, Kelurahan Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat.
Dugaan sementara, bau tak sedap itu menguar dari limbah yang keluar dari selokan milik Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banjarmasin. Penyisiran Radar Banjarmasin ke lokasi tersebut pada 2 Juni tadi, aliran limbah dari selokan mengarah ke sungai, airnya berwarna hitam dan kotor.
Sungai juga tampak tak berfungsi maksimal karena dipenuhi lumpur kental yang diduga kuat adalah hasil endapan limbah, yang keluar dari selokan lapas. Dan kondisi itu diketahui sudah terjadi bertahun-tahun lamanya.