BANJARMASIN – Sebelum 14 Maret, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalsel sudah harus menyelesaikan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih untuk Pemilu 2024.
“Seluruh KPU di daerah, dalam kurun waktu 10 hari terakhir harus bisa mencapai coklit 100 persen,” tegas Anggota KPU RI, Betty Epsilon Idroos.
Bagaimana di sini? Plt Ketua KPU Kalsel, Siswandi Reyaan menjamin target tersebut bisa terlaksana. “Insya Allah sebelum tanggal 14 Maret sudah 100 persen,” ujarnya kemarin (5/3).
Membuka data, coklit di 13 kabupaten dan kota rata-rata masih di bawah 70 persen. “Total seprovinsi sudah mencapai 78,64 persen,” sebutnya.
Siswandi menyoroti tiga daerah. Yakni Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Sebab ketiga daerah ini persentasenya masih harus dikebut.
Contoh Banjarmasin, sampai akhir pekan tadi baru 63,15 persen. Sedangkan Banjarbaru 67,07 persen dan Banjar 74,11 persen.
Ditanya kenapa, Siswandi menjawab, jumlah pemilih di tiga daerah ini memang yang paling banyak. Tak bisa dibandingkan dengan kabupaten lainnya.
Alasan lainnya, coklit agak terkendala, sebab penduduk di tiga daerah ini kebanyakan pekerja kantoran. Pada pagi dan siang hari mereka sulit ditemui untuk didata.
“Inilah kendalanya. Selain jumlah pemilihnya banyak, faktor perkotaan juga berpengaruh,” jelasnya.
Paling cepat adalah Kabupaten Tanah Laut, coklitnya sudah mencapai 94,71 persen. Lalu Hulu Sungai Tengah (HST) dengan 93,95 persen, disusul Balangan dengan 92,16 persen.
Coklit menjadi penting agar data yang dipegang KPU dengan kenyataan di lapangan menjadi sinkron. “Coklit akan memastikan pemilih yang terdaftar. Termasuk untuk menentukan jumlah TPS (tempat pemungutan suara) nanti,” imbuhnya.
Meski baru 78 persen lebih, Siswandi berkeyakinan, sebelum tenggat waktunya tiba, semua pemilih di Kalsel sudah ter-input dalam sistem KPU.
“Data masih terus bergerak. Ada beberapa daerah juga yang belum bisa mengakses aplikasi. Kalau secara manual sebenarnya sudah 80 persen lebih,” klaimnya.
Jaringan internet rupanya turut menjadi kendala, khususnya bagi daerah pedalaman. “Padahal ada beberapa yang sudah selesai. Hanya kesulitannya, pantarlih belum bisa mengunduh ke aplikasi e-Coklit di server pusat,” bebernya.
Maka menurutnya sangat mungkin untuk mengejar waktu yang tersisa. “Tersisa 20 persen. Kalau dilihat rata-rata per 10 hari bisa 40 persen, artinya waktunya lebih dari cukup,” tutupnya. (mof/gr/fud)