26.1 C
Banjarmasin
Saturday, 3 June 2023

Wilayah Cempaka Paling Kumuh di Banjarbaru

BANJARBARU – Kota Banjarbaru dianggap sebagai kota masa depan. Ini makin kuat usai statusnya jadi Ibu Kota Provinsi (IKP) Kalsel. Banyak yang membayangkan kota ini akan maju bahkan jadi metropolitan ke depannya.

Namun, pekerjaan rumah (PR) besar Kota Banjarbaru masih banyak. Selain ancaman banjir yang nyaris langganan setiap tahunnya. Rupanya, Banjarbaru masih dibayangi kawasan kumuh. Dari data yang dihimpun Radar Banjarmasin, kawasan kumuh di Ban- jarbaru tak sedikit. Luasannya bahkan di atas 100 hektare.

03-Wedding-Package-favehotel-Banjarbaru-2023

Kawasan ini tersebar di 5 kecamatan di Banjarbaru. Jika dirincikan lagi, salah satu wilayah yang langganan masuk dalam kategori kawasan kumuh adalah Kecamatan Cempaka. Bahkan disebut, Cempaka menjadi yang terluas di antara keca- matan lain. Ansori, warga Kertak Baru Kelura- han Cempaka Kecamatan Cempaka Banjarbaru mengaku tak begitu ambil pusing, wilayah ia bermukim disebut kawasan kumuh.

“Dari zaman orang tua dulu ya sudah terbiasa dengan kondisi lingkungan yang ada. Kalau kita sih yang penting bisa makan dan nafkah keluarga. Soal status itu, jujur saya tak begitu paham,” jujurnya.

Rumah Ansori memang tampak begitu sederhana. Tak ada material beton di rumahnya. Beberapa lembar atap rumahnya bahkan hanya dari seng bekas. Dindingnya beberapa sudah berlubang. “Setahu saya ada program kayak bedah rumah itu, tapi katanya tak banyak. Kalau ditawari itu ya saya pasti mau, soalnya untuk renovasi rumah jujur tak ada uangnya,” ujar kuli bangunan ini.

Baca Juga :  Diberhentikan Tak Jelas, Honorer Satpol PP Jalur Prestasi Lapor Dewan

Harapan serupa diungkap Mastaniah, juga warga Kelurahan Cempaka. Ia termasuk warga yang dapat bantuan sosial. Uang itu untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah sang buah hati. “Hanya untuk itu, tak bisa memperbaiki rumah. Sementara suami tak ada pekerjaan tetap, saya juga tak kerja. Anak ada dua, satu sudah sekolah,” ceritanya.

Soal label kawasan kumuh, menurut Mastaniah cukup membuatnya risih. Meski ia pun baru tahu juga. “Kalau tidak ditanya begini ya tidak tahu. Harapannya bisa dibenahi lah dari pemerintah. Tak elok juga kan kalau ada kawasan kumuh di kota,” polosnya. Terpisah, Kepala Bidang Fisik Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjarbaru, Erwin mengakui, kecamatan Cempaka termasuk yang terluas kawasan kumuhnya.

“Sekitar 70,76 ha. Paling luas di kelurahan Cempaka sekitar 34 hektare,” ujarnya. Menurut Erwin, dari data terbaru tahun 2022 ini. Jumlah luasan kawasan kumuh di Kota Banjarbaru masih ada sekitar 109 hektare.

Yang mana total luasan Banjarbaru adalah sekitar 30 ribu hektare.Ia mengklaim jika setiap tahunnya penanganan kawasan kumuh selalu berjalan. Meski tak ada data pasti berapa persentase penurunannya, yang jelas disebutnya selalu ada perkembangan.

“Jadi penanganan kawasan ku- muh ini ada beberapa pihak in- tervensi. Baik dari kita di Pemko, Pemprov hingga pusat. Contoh seperti Cempaka, itu masuk juga penanganannya dari pemerintah pusat,” ujarnya.

Baca Juga :  Pihak Penolak Ibu Kota Baru Provinsi Semakin Pede Bakal Menang

Menariknya, menurut Erwin ru- panya ada perubahan kriteria soal kawasan kumuh dari sisi regulasi pusat. Di tahun 2020 an lalu, sisa kawasan kumuh di Banjarbaru ujar- nya hanya sekitar 40 hektare.

Lalu mengapa jadi meningkat jadi 109 ha? Erwin mengklarifikasi, penambahan ini karena bertambah- nya kriteria kawasan kumuh yang ditetapkan oleh pusat baru-baru ini. “Jadi kita tegaskan bahwa kenaikan ini bukan berarti penanganan kualitas lingkungan kita menurun atau buruk, bukan begitu.

Tapi memang ada tambahan kriteria, sehingga pusat mengkategorikannya bertambah luas,” katanya. Misal kata Erwin, dulu kriterianya hanya beberapa poin atau aspek. Sekarang aspek-aspek ini mengalami penambahan, alhasil sejumlah aspek yang dulunya tak masuk kini malah masuk kawasan kumuh.

Kawasan kumuh ini urai Erwin tak hanya soal kondisi bangunan atau rumah warga saja. Melainkan dilihat dari aspek pendukungnya semisal aksesibilitas jalan, penataan salu- ran drainase, pengelolaan sampah hingga terkait sanitasinya. “Untuk kita di Pemko, kegiatan penanganan ini disebar di sejumlah SKPD.

Kita prinsipnya keroyokan. Karena memang kriterianya cukup banyak, tak bisa hanya dilihat dari kondisi bangunan saja,” tegasnya. Di tahun 2023 nanti, pihaknya jata Erwin juga kembali menaruh atensi serius untuk penanganan kawasan kumuh. “Tentu selalu jadi atensi. Kita berupaya setiap tahunnya bisa turun dan konsisten,” tutupnya. (rvn/yn/bin)

Sudah 24 Tahun, Tantangan Banjarbaru Semakin Berat

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru HR Budiman menyampaikan rasa bangga dan bahagia bisa bersama-sama memperingati Hari Jadi Kota Banjarbaru yang ke-24.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru