BARABAI – Warga Desa Sungai Buluh di Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menganggap kebanjiran sebagai rutinitas.
Saban musim hujan, jalan selalu tergenang. Dan bila Sungai Barabai sudah meluap, genangan bakal masuk ke dalam rumah.
“Memang langganan banjir. Karena tinggi bahu jalan dan teras rumah hampir sama. Bahkan jalan bisa berlumut karena lama terendam air,” kata Kasrani, warga setempat, kemarin (3/3).
Sungai Buluh memang kawasan rawa yang rendah. Di RT 01 sampai saat ini masih terendam. Ketinggian air di jalan kisaran 10 cm hingga 25 cm. Sedangkan di teras rumah warga sekitar 5 cm.

“Sampai kapan baru surut? Jawabannya tergantung cuaca dan debit air di Sungai Barabai. Banjirnya tidak bisa diprediksi,” jelasnya.
Mayoritas warga sini bekerja sebagai nelayan. Selama dilanda banjir, jukung (sampan) pun menjadi transportasi andalan untuk aktivitas mereka sehari-hari.
“Untuk aktivitas masyarakat biasa-biasa saja, karena kondisi seperti ini sudah biasa bagi kami,” tutupnya.
Apa tidak ingin mengadu atau meminta bantuan? “Kami belum melapor ke pemda, jadi belum ada bantuan. Soalnya masih terkendali,” timpal Muhammad Nasir, Sekretaris Desa Sungai Buluh.
Memantau perkembangan banjir, Babinsa Koramil 1002-08/LAU, Serka Saipul Fadillah rajin mengecek kondisi di bantaran sungai.
“Koordinasi dengan BPBD dan Polri di lapangan tetap jalan. Kami mengimbau masyarakat agar waspada,” kata Saipul. (mal/gr/fud)