BANJARMASIN – Dikhawatirkan terjadi juga. Pampangan menyasar ke Sungai Kuin.
Kemarin (2/2) petang, pampangan menumpuk di Jembatan Putih, Jalan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara. Agak sedikit berbeda dari pampangan di Jembatan 9 November alias Jembatan Pasar lama pada Rabu (1/2) tadi.
Pampangan di Jembatan Putih didominasi eceng gondok dan sampah rumah tangga. Tak ada batang pepohonan. Namun, kondisi itu juga membuat arus transportasi sungai terganggu.
Motoris kelotok, Nawawi cukup kesulitan menyibak pampangan. Perlu waktu lebih setengah jam motoris asal Alalak itu untuk bisa menerobos tebalnya tumpukan eceng gondok.

“Saya sebenarnya sudah tahu kalau ada pampangan di sini. Tapi apa boleh buat, ini rute terdekat untuk pulang menuju alalak,” ujarnya. Dibantu warga sekitar, kelotok Nawawi akhirnya bisa kembali melanjutkan perjalanan.
Sejumlah warga yang bermukim di pinggir sungai memang tampak sibuk menyibak pampangan, kemarin petang. Salah satunya, Haris menjelaskan bahwa pampangan sudah berlangsung selama tiga hari.
“Menumpuknya bisa dari siang atau sore hari. Menjelang malam, atau tengah malam, baru hilang,” jelasnya.
“Atau datang ketika arus air sungai pasang. Menghilang ketika arus air surut,” ujarnya.
Mengapa bisa demikian? Haris bilang masuknya pampangan di Sungai Kuin berasal dari arah Sungai Barito. Ketika surut, pampangan tak lagi menumpuk di jembatan.
Kendati demikian, bukan berarti warga tak merasa terganggu dengan adanya pampangan. “Warga yang masih memanfaatkan air sungai untuk MCK jadi kesulitan. Mesti harus menyibak pampangan dahulu,” ungkapnya.

“Belum lagi, raungan nyaring kelotok yang menembus pampangan. Cukup bising,” tambahnya.
Apakah sudah ada petugas dari dinas terkait yang datang melakukan pemantauan? Haris bilang hingga kini belum ada.
“Semoga saja ke depannya ada solusi. Mungkin bisa dengan memasang jaring perangkap sampah maupun pampangan. Kalau dibiarkan seperti ini terus, kasihan warga,” ucapnya.(war/gr/dye)