23.1 C
Banjarmasin
Tuesday, 21 March 2023

Flu Burung di Banua: Ada Ayam Mati, tapi Tak Banyak

AMUNTAI – Flu burung atau virus H5N1 sudah masuk ke Kalimantan Selatan. Pemprov mengkonfirmasi, satu kasus positif muncul di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Bagaimana keadaan terkini di HSU?

Dikenal sebagai daerah pemasok unggas (ayam dan itik), otoritas HSU mulai menerapkan karantina.

Kepala Dinas Pertanian HSU, Masrai Syawafajar Nejar melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, drh I Gusti Putu Susila mengatakan, unggas yang baru masuk ke peternakan akan diisolasi selama dua pekan.

Unggas yang sakit juga harus dipisahkan agar tidak mengkontaminasi yang sehat.

010-Ramadhan-favehotel-Banjarbaru-Event-Ads

“Peternak atau pengepul unggas agar memisahkan hewan bergejala klinis dari unggas yang sehat,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin, kemarin (1/3).

Langkah berikutnya, vaksinasi unggas sehat, desinfeksi kandang, dan pengawasan unggas yang dikirimkan ke luar daerah.

Ditambahkan Putu, untuk mitigasi, surveilans telah ditingkatkan. Baik secara pasif (menunggu laporan masyarakat) maupun aktif (kunjungan lapangan).

Dinasnya juga telah menyalurkan obat-obatan dan vitamin ke peternak untuk menguatkan ketahanan unggas.

Terakhir, mengawasi uji laboratorium terhadap sampel kasus-kasus suspek yang mengarah ke flu burung.

Baca Juga :  Banyak yang Menolak Swab, PPKM Level 3 Banjarbaru Diperpanjang

Sementara itu, peternak dan pengepul unggas asal Desa Jumba Kecamatan Amuntai Selatan, Madi membenarkan adanya unggas mati.

Namun menurutnya masih dalam jumlah yang wajar. Sangat berbeda dengan merebaknya flu burung pada tahun 2001 dan 2014 silam.

Kala itu, Madi ingat betul, banyak ayam dan itik yang tumbang.

“Kalau kami melihatnya, selain karena flu burung, cuaca juga berpengaruh. Musim begini, kadang panas kadang hujan, unggas jadi mudah jatuh sakit,” jelasnya.

Madi sendiri sudah mengkarantina ayam yang sakit dalam kandang terpisah.

Dia mengklaim, isu flu burung ini belum mempengaruhi pasar. Permintaan konsumen terhadap unggas masih tinggi. “Permintaan dan pasokan unggas lokal masih normal,” tegasnya.

Risiko Menular ke Manusia Masih Kecil

Masyarakat Banua diminta tidak panik. Sebab risiko penularan flu burung ke manusia masih sangat kecil.

“Karena kasusnya masih di unggas, bukan pada manusia,” kata Kepala Dinkes Kalsel, dr Diauddin kemarin (1/3).

Kalau pun virus H5N1 itu menular ke manusia, ia menegaskan, Dinkes sudah siap menangani.

Baca Juga :  Waspada, Omicron Sudah Dekat

“Misalnya menular ke manusia, insya Allah siap, walaupun ini jarang terjadi. Karena penanganan virus ini sama saja dengan covid,” ujarnya.

Standarnya, pasien avian influenza dirawat dengan obat antivirus. “Obatnya tersedia di sini,” jaminnya.

Sebelumnya, menyusul perintah gubernur, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel telah meningkatkan biosekuriti agar wabah flu burung tidak meluas.

Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Veteriner Banjarbaru dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Tujuannya untuk menguji sampel kasus suspek dan mengawasi lalu lintas unggas antar provinsi.

Sebagai informasi, pemerintah pusat mewaspadai kejadian luar biasa (KLB) flu burung clade Baru 2.3.4.4b, meskipun risiko penularannya ke manusia masih rendah.

Tampak dalam surat edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Nomor PV.03.01/C/824/2023 yang ditetapkan pada 24 Februari 2023.

Dalam edaran itu, Dinkes dan KKP diminta bekerja sama untuk mencegah infeksi flu burung pada populasi manusia. (mar/ris/gr/fud)

200 Sampel dari HSU Diuji Flu Burung, 7 yang Positif

Antisipasi penyebaran virus flu burung semakin luas di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dinas Pertanian setempat melalui Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet gencar sosialisasi pencegahan virus flu burung H5N1.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru