31.1 C
Banjarmasin
Monday, 20 March 2023

Pampangan Menyerbu Sungai di Banjarmasin, Perangkap Sampah Bakal Didesain Ulang

BANJARMASIN – Kepala UPTD Pemeliharaan Sungai dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Syafiq Huwaida membenarkan, bahwa pampangan mulai menumpuk sejak Selasa (31/1) tadi.

“Biasanya dari daerah hulu. Misalnya Pengaron, Kabupaten Banjar. Melintasi Sungai Martapura, hingga ke tengah Kota Banjarmasin,” ujarnya, kemarin (1/2) siang.

“Ragam sampah itu, kita semua yang membersihkan,” tambahnya.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan agar pampangan sepenuhnya lenyap? Syafiq mengaku belum bisa memastikannya. Ia bilang, pasukan turbo sedang bekerja keras.

010-Ramadhan-favehotel-Banjarbaru-Event-Ads

“Mohon doa, agar bisa selesai dengan cepat,” imbaunya.

Disinggung terkait rencana penanganan jangka panjang mengantisipasi pampangan, Syafiq mengatakan dinasnya bakal membuat perangkap sampah di kawasan Kelurahan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur.

Persisnya, di kawasan Sungai Gampa.

“Walaupun pampangan tetap bisa lewat, tapi setidaknya tidak menumpuk di tengah kota. Sedang kami upayakan anggarannya, agar tahun ini juga bisa terealisasi,” tutupnya.

Terpisah, Kepala Dinas PUPR Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah angkat bicara terkait pampangan yang terjadi. Dia juga bilang, bakal ada penanganan jangka panjang yang dilakukan.

Yakni, pembuatan perangkap sampah di kawasan Sungai Gampa. Lebih tepatnya, memperpanjang perangkap sampah yang dipasang si situ.

“Kami sudah memasang perangkap sampah. Tapi tidak terlalu panjang. Makanya, sampah-sampah masih bisa lewat atau tidak sepenuhnya terperangkap di situ,” jelasnya.

“Saya lupa berapa panjang perangkap sungai yang ada. Yang pasti, masih banyak sampah yang lolos,” akunya.

Baca Juga :  Pampangan Sungai Kuin Susah Ditembus

Suri mengungkapkan alasan mengapa perangkap sampah sebelumnya tidak dibuat panjang. Dia bilang, sungai yang ada di Kota Banjarmasin umumnya masih digunakan sebagai jalur transportasi.

Jadi, perangkap sampah tak bisa dibuat terlalu ke tengah sungai. Untuk itu, pihaknya pun mengaku bakal mendesain dahulu seperti apa perangkap yang dibuat nantinya.

Tujuannya, agar bisa lebih banyak menangkap sampah, dan tidak mengganggu lalu lintas kelotok atau perahu lainnya.

“Kemudian tentu, tiap hari sampah yang terperangkap juga diangkat dengan alat penunjang, kemudian diangkut,” janjinya.

Di sisi lain, seperti diketahui, pampangan datang alias terbawa arus sungai dari hulu atau daerah tetangga. Maka Suri bilang, tentu penanganannya tak bisa hanya dilakukan oleh Pemko Banjarmasin.

Perlu ada campur tangan pihak terkait lainnya. Maka menurut Suri, pihaknya juga bakal berkoordinasi dengan Pemprov Kalsel dan pemerintah daerah tetangga. Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar.

“Siapa tahu, mungkin Kabupaten Banjar pun punya perangkap sampah. Sehingga ketika masuk ke Kota Banjarmasin, sampahnya tidak terlalu berat lagi,” harapnya.

“Ini perlu ditangani bersama-sama. Termasuk pula, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III,” tambahnya.

Di sisi lain, Suri juga menekankan, sejauh ini sebenarnya pemprov melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel juga sudah meluncurkan program penanganan terkait kebersihan sungai.

Nama program itu, Martapura Asri. Kota Banjarmasin Banjarmasin dan Kabupaten Banjar, diminta untuk melakukan penanganan kebersihan sungai. Khususnya, di sepanjang alur Sungai Martapura.

Baca Juga :  Hari Peduli Sampah, 20 Titik Sungai Martapura Bakal Dibersihkan

“Program itu selalu dipantau terus oleh DLH Provinsi Kalsel. Apakah masing-masing daerah sudah merealisasikan program itu atau belum,” tekannya.

Lalu, apa yang sudah dilakukan pemko terkait program pemprov itu? Terkait hal tersebut, Suri bilang ada banyak hal. Dan sudah dilaporkan pula ke Pemprov Kalsel.

“Detailnya ada di DLH Provinsi Kalsel,” ucapnya.

Kembali ke persoalan pampangan. Dia memprediksi, pampangan muncul bergantung pada curah hujan di hulu.

“Bila curah hujan di sana tinggi, sampahnya akan terbawa hingga kota Banjarmasin. Jadi memang, biasanya pampangan muncul di bulan-bulan penghujan,” jelasnya.

Lalu, benarkah pampangan kali ini paling parah dari yang pernah terjadi sebelumnya?

Suri menepisnya. Dia bilang, pampangan memang begitu adanya. Ada pun yang membuat sulitnya penanganan, lantaran ada banyak batang pepohonan yang terbawa.

“Adapun sampai kapan pembersihan pampangan, kami belum bisa memastikan. Tapi diupayakan tidak sampai malam hari. Pasukan turbo masih bekerja,” ucapnya.

“Untuk Kapal Sapu-sapu, malam ini baru jalan. Karena untuk mengoperasikan kapal itu juga perlu teknisi khusus agar sampah yang diraup juga banyak,” tambahnya.

Kemudian, agar tidak merembet ke alur sungai yang lain di Banjarmasin, misalnya ke Sungai Kuin, pihaknya berjanji akan terus melakukan pemantauan. (war)

Soal Pampangan di Sungai Banjarmasin, Dewan Tagih Hasil Komunikasi Antar Pemda

Jalur Sungai di Masiraan Tertutup Sampah Bambu

Jalur Sungai di Desa Masiraan, Kecamatan Pandawan tertutup sampah bambu. Sampah itu menumpuk tertahan oleh jembatan. Warga hanya bisa menunggu air surut untuk membersihkannya.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru