BATULICIN – Virus flu burung clade baru 2.3.4.4b sedang mengancam Banua. Dinas Kesehatan Kalsel telah menemukan kasusnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Kepala Dinkes Kalsel, dr Diauddin menyampaikan, informasi masuknya flu burung itu diterima Ahad (26/2) tadi.
Laporannya, ada satu sampel bebek di Amuntai yang positif terinfeksi virus flu burung.
Atas temuan ini, Diauddin meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. “Walaupun (risikonya) rendah, virus ini berpotensi menular ke hewan mamalia. Dikhawatirkan bisa menyerang manusia juga,” katanya.
Karena baru terkonfirmasi positif pada unggas, ia menyatakan penanganan kasus flu burung masih menjadi kewenangan Dinas Perkebunan dan Peternakan.

Namun, sebagai pencegahan, Dinkes telah membuat surat edaran yang ditujukan kepada pemko dan pemkab untuk waspada.
“Jadi kami minta semuanya waspada kalau menemukan kasus atau tanda-tanda orang yang bergejala flu burung,” ujarnya.
Selain itu, Dinkes mengerahkan surveilans agar proaktif mengamati di lapangan apabila ditemukan pasien yang memiliki gejala terinfeksi flu burung.
Diauddin menambahkan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di daerah juga akan memeriksa dengan ketat pelaku perjalanan di pintu-pintu masuk provinsi.
Terpisah, Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi mengaku sudah menerima perintah dari gubernur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah flu burung.
“Antisipasinya berupa pengambilan sampel untuk uji laboratorium di Balai Veteriner serta monitoring ke pasar-pasar unggas di Kalsel,” ujarnya.
Terjadi Miskom
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tanah Bumbu, Hairuddin membantah kemunculan puluhan kasus flu burung di daerahnya.
“Miskomunikasi saja, pejabat yang memberi keterangan sudah kami tegur,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin, kemarin malam.
Dijelaskannya, hasil uji sampel unggas di Tanah Bumbu belum valid. Masih ada beberapa tahapan lagi untuk memastikannya.
“Ada tiga unggas yang kena, itupun masih perlu diverifikasi lagi di laboratorium,” tambahnya.
Pun begitu, ia menjamin pemkab akan waspada. “Tadi beberapa orang kementerian nggak jadi datang setelah mendengar kronologi sebenarnya,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tanah Bumbu, Setia Budi masih menunggu hasil uji lab. “Kan masih tahap validasi. Jadi kami menunggu dulu,” ujarnya.
Jadi gaduh karena beredar berita bahwa muncul 30 kasus positif flu burung di Tanah Bumbu.
Kabid Peternakan Andri J Tenggara mengaku kecewa dengan wartawan yang pertama kali menerbitkan beritanya. “Masa produk jurnalistik begitu? Padahal maksud saya tidak begitu,” ujarnya.
Dia membenarkan ada memberikan informasi kepada media saat ditanya. Namun akunya, informasi awal yang dia berikan tidak seperti yang ramai diberitakan.
“Untuk kasus ini sebaiknya ditunggu saja informasi dari Balai Veteriner,” sarannya.
Dia lalu menyampaikan permintaan maaf karena berita yang beredar telah menimbulkan kegaduhan. “Sudah dulu ya Mas (wawancaranya),” pintanya. (ris/zal/gr/fud)