BANJARMASIN – Siang ini (1/3) mahasiswa kembali turun ke jalan. Berdemo di depan gedung DPRD Kalsel, Jalan Lambung Mangkurat.
Ini merupakan aksi susulan. Setelah unjuk rasa Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalsel pada Senin (20/2) lalu.
“Ini pembuktian janji kemarin, bahwa kami akan datang lagi,” kata Korwil BEM se-Kalsel, Yogi Ilmawan saat dihubungi Radar Banjarmasin kemarin (28/2/).
“Ini merupakan ungkapan kekecewaan kami kepada dewan yang mangkir dari panggilan rakyat pada aksi yang lewat,” sambungnya.

“Kami pun sepakat memberi tajuk aksi jilid dua ini sebagai nestapa di awal tahun 2023,” lanjutnya.
Tuntutannya masih sama, pertama, meminta pasal-pasal karet dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang baru untuk dicabut.
Kedua, menolak masa perpanjangan jabatan kepala desa hingga sembilan tahun.
Terakhir, meminta penyelesaian masalah lingkungan di Kalsel. Contoh jalan KM 171 di Kabupaten Tanah Bumbu yang terputus akibat dikepung lubang tambang batu bara.
“Untuk massa kurang lebih seratus orang,” sebutnya.
Yogi memastikan, mahasiswa sudah menyerahkan surat pemberitahuan aksi ke sekretariat DPRD. Agar dewan tak lagi bisa berkelit, mengaku tak tahu bakal ada demo.
“Sudah kami serahkan, jadi tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk tidak menemui mahasiswa,” ujarnya.
Tak harus pimpinan dewan, anggota dewan pun sudah cukup. Yang penting bisa memperjuangkan aspirasi mahasiswa.
Pasalnya, pada aksi sebelumnya, setelah empat jam menunggu, mahasiswa ternyata hanya diladeni Sekretaris Dewan (Sekwan). Dalihnya, semua anggota dewan sedang kunker ke luar daerah. (zkr/gr/fud)