BANJARBARU – Gubernur Kalsel Sahbirin Noor memimpin apel siaga menghadapi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di halaman kantor Setdaprov Kalsel, kemarin (27/6).
Sekaligus juga kesiagaan menangani wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Dalam apel ini juga tampak Ketua DPRD Kalsel Supian HK.
Paman Birin, sapaan akrab gubernur, menekankan beberapa poin penting. Bahwa karhutla adalah ancaman serius bagi lingkungan. Tapi sayangnya nyaris terjadi hampir setiap tahun.

Belum lagi kabut asap yang bisa mengganggu kesehatan masyarakat, menghambat transportasi udara, dan menyeberang ke negara tetangga.
Maka menurutnya edukasi dan penegakan hukum harus berjalan beriringan. Dan ini bukan hanya tanggung jawab Polri, TNI dan pemda. Tapi juga pemuka agama, tokoh masyarakat dan pengusaha.
Lalu, kekuatan pasukan di lapangan dan keterampilan mereka menangani karhutla juga harus disiapkan.
“Sungguh hutan kita adalah paru-paru dunia. Membiarkan hutan Kalsel terbakar, sama saja dengan membiarkan kerusakan lingkungan,” pesan Paman Birin.
Sebelumnya, Pemprov Kalsel sudah menetapkan status siaga kabut asap. Berlaku mulai 15 Juni sampai 15 November. Sebagai respons terhadap rilis BMKG yang menyebutkan musim kemarau akan tiba pada Juli dan puncaknya pada Agustus mendatang.
Pemprov juga telah mengeluarkan surat edaran kepada bupati dan wali kota, dilanjutkan dengan rapat koordinasi.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Kalsel, Syahruddin menyebutkan, saat ini ada tiga daerah yang ditetapkan berstatus siaga. Yakni Kota Banjarbaru, Kabupaten Tapin dan Barito Kuala. (*)