BANJARMASIN – Umat Buddha di Kota Banjarmasin merayakan Waisak, kemarin (16/5). Di Viharara Dhammasoka di Jalan Pierre Tendean, serangkaian ibadah digelar dengan khidmat.
Kepala vihara Saddhaviro Mahathera menjelaskan, tahun ini majelis Agama Buddha mengusung tema ‘Moderasi Keagamaan Membangun Kedamaian.’
Intinya, umat Buddha diingatkan supaya bersikap moderat dalam menjalankan agamanya.

“Beragama untuk memperoleh damai dalam batinnya. Dari situ, di mana saja umat berada, kedamaian bisa dibangun,” ujarnya.
“Jalan Buddha adalah tidak berbuat jahat, senantiasa berbuat kebajikan, menyucikan hati dan pikiran. Saya rasa, kepercayaan apa pun juga demikian. Bila kita semua menerapkan tiga hal itu dalam kehidupan, sudah pasti hasilnya sangat baik,” tambahnya.
Pantauan Radar Banjarmasin, ada dua prosesi yang digelar di vihara sedari pagi hingga kemarin siang.
Diawali Pindapata. Esensinya, memberikan kesempatan bagi umat untuk mengembangkan kemurahan hatinya. Melepaskan apa yang dimilikinya.
“Latihan untuk melepas kelekatan materi. Mulanya, dari rumah ke rumah oleh biksu. Tapi lantaran masih pandemi, dipusatkan di vihara saja,” jelas Saddhaviro Mahathera.
Lalu pengujaran Paritta berikut doa-doa. Mengulang kembali ajaran sang Buddha, menyambut detik-detik Waisak.
Seusai itu, dimulai berbagai persiapan untuk menuju puncak Waisak. Petang itu, banyak umat yang datang.
“Kesehatan sangatlah penting dalam kehidupan. Meski sudah longgar, protokol kesehatan ketat tetap kami terapkan,” tutupnya.
Terpisah, salah seorang umat Buddha, Rian Ferdianto Pranata mengaku bersyukur tahun ini bisa kembali ke vihara. Walaupun harus menyesuaikan diri dengan menjaga jarak dan memakai masker.
“Kita semua terus berdoa agar kerukunan umat beragama selalu terjaga. Hidup damai selalu,” pungkasnya. (war/az/fud)
