BANJARMASIN – Ratusan mahasiswa dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalsel yang berdemo di depan DRD Kalsel di Jalan Lambung Mangkurat, kemarin (14/4) pagi terpecah.
Beberapa kampus seketika menarik diri setelah terjadi pembakaran ban bekas di barisan belakang pendemo.
Namun, koordinator wilayah BEM se-Kalsel, Habibillah Al Badari menjamin, perjuangan masih masih tetap satu. Masih bersatu menolak penundaan Pemilu 2024, wacana jabatan presiden tiga periode, kelangkaan minyak goreng, kenaikan BBM dan PPN.
“Terlepas dari ketidaktertiban ini, fokus kami masih untuk mewujudkan sebuah sidang rakyat,” ujarnya.
Pengunjuk rasa sempat ditemui Rosehan Noor Bahri dari Fraksi PDI Perjuangan. Mantan Wakil Gubernur Kalsel itu berjanji akan memfasilitasi sidang rakyat pada 20 April nanti.
“Kami memberikan waktu kepada dewan. Kami menunggu kabar selanjutnya,” tambahnya.

Disinggung soal massa yang terpecah-pecah itu, Habibillah menyayangkan ada sekelompok mahasiswa yang tak menaati hasil konsolidasi.
“Bisa dipahami, yang tidak berkonsolidasi dan tidak bersepakat, begitulah kejadiannya,” tutupnya.
Iqbal, dari kelompok pembakar ban, enggan membesar-besarkan masalah ini. “Miskomunikasi saja, mungkin karena sedang puasa, sehingga koordinasinya tak berjalan dengan baik,” ujarnya.
“Kami baru membakar ban, tapi mereka sudah membubarkan diri,” imbuhnya.
Dia berharap, manajemen aksi bisa dievaluasi. Agar kejadian serupa tak terulang. “Biasanya setelah dievaluasi, semakin tahu, semakin baik,” tukasnya. (gmp/az/fud)