BANJARMASIN – Angka putus sekolah di Kota Banjarmasin masih besar. Dinas Pendidikan mencatat sampai 24 persen. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Banjarmasin, Nuryadi merincikan, angka putus sekolah di jenjang SD mencapai 15 persen dari total 53 ribu siswa.
Untuk SMP, lebih besar lagi. Mencapai 18 persen dari sekitar 11 ribu siswa. Paling tinggi untuk PAUD, mencapai 35 persen. Jika dirataratakan ketemu angka 24 persen.
Soal penyebab, pandemi dua tahun terakhir benar-benar berdampak bagi perekonomian masyarakat. “Tapi kalau se-Kalsel, angka putus sekolah Banjarmasin masih termasuk rendah, “ ujarnya kemarin (10/3) di sela sosialisasi Program Indonesia Pintar (PIP) di SMPN 8 di Jalan Gerilya.
Kembali pada data itu, paling banyak anak putus sekolah bisa ditemukan di Kecamatan Banjarmasin Selatan. “Kami berharap, bantuan PIP ini bisa menekan angka putus sekolah. Terutama untuk keluarga rentan miskin maupun keluarga miskin,” harapnya.
Senada dengan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina. Ia menginginkan penyaluran bantuan PIP bisa lancar. “Supaya tak ada keluhan. Saya ingin program nasional ini berjalan dengan baik di sini,” pintanya.
Dan pastinya diterima yang memang membutuhkan. “Pastikan para penerima memang berhak,” tutupnya.
Diwartakan sebelumnya, tahun ini Kementerian Pendidikan mengucurkan Rp13 miliar untuk membantu 16 ribu siswa di Banjarmasin. Sebesar Rp5 miliar untuk 5 ribu siswa SMP dan Rp8 miliar untuk 11 ribu siswa SD. Masingmasing menerima Rp450 ribu setahun untuk siswa SD dan Rp750 ribu setahun untuk siswa SMP. (war/at/fud)